Bulan Ramadan adalah bulan penuh suka cita. Bulan dimana pahala kita juga dilipat gandakan oleh Allah subhanahu wata’ala.
Ramadan adalah waktu yang tepat untuk memperbanyak amalan agar semakin berkah ibadah. Salah satu kebaikan Ramadan yang dijanjikan pahala besar adalah memberi makan orang yang berpuasa.
Berkenaan dengan ini, Dompet Dhuafa Sulsel menggelar dapur Ramadan di Kabupaten Majene Sulbar. Kegiatan tersebut menyediakan makanan buka puasa untuk seluruh masyarakat yang tinggal di posko pengungsian pasca gempa Sulbar.
Dapur Ramadan didirikan di sekitar pengungsian. Terutama untuk masyarakat yang masih berada di tenda pengungsian tepatnya di Dusun Kasambi Desa Sulai, Kecamatan Ulumanda, Kabupaten Majene, Sulbar.
“Tujuan dapur Ramadan ini untuk membuat dan membagikan paket makanan buka puasa secara gratis untuk masyarakat di sekitar lokasi pengungsian,” ujar Syarif, koordinator program sosial DD Sulsel.
Program ini adalah program kerja sama antara Dompet Dhuafa Sulsel dan Dompet Dhuafa USA. Program ini bertujuan menyediakan sajian berbuka puasa untuk masyarakat yang masih berada di tenda pengungsian.
Tim Dompet Dhuafa menyediakan sajian berbuka puasa dilengkapi dengan menu takjil dan lauk pauk. Dalam proses pembuatan sajian berbuka puasa melibatkan masyarakat yang berada di pengungsian.
Melalui program ini, Dompet Dhuafa menyiapkan sekitar 200 porsi per harinya. Program ini sudah berjalan sejak tanggal 20 April 2021 dan rencana akan berlangsung hingga akhir Ramadan. Adapun target program ini yaitu menyiapkan 4.000 porsi paket berbuka puasa.
Suriadi selaku kepala Dusun Kasambi, Desa Sulai Kecamatan Ulumanda mengungkapkan “Alhamdulillah. Kami warga dusun kasambi sangat gembira dan bahagia dengan adanya ini kegiatan dapur Ramadan. Saya mewakili warga Dusun Kasambi dan pengungsi yang ada di Dusun Kasambi menyampaikan kasih yang sebesar-besarnya kepada Dompet Dhuafa yang telah membuka dapur Ramadan,” ujarnya.
Andi Iwan, warga Kelurahan Lamungan Batu Kecamatan Malunda juga menyampaikan bahwa sejak hari pertama gempa, mereka mengungsi ke bukit tinggi, Dusun Kasambi. Mereka tinggal di tenda pengungsian bersama warga lainnya.
“Kami sudah tinggal di sini kurang lebih 3 bulan karena rumah kami sudah roboh. Selama bulan Ramadan ini kami masih tinggal di pengungsian. Dengan adanya dapur Ramadan kami tidak perlu lagi memikirkan apa yang mesti dimakan untuk berbuka. Kami sangat bersyukur dan senang. Kami berterima kasih sebanyak banyaknya kepada Dompet Dhuafa yang telah membuka dapur Ramadan ini,” tutur Andi.