Tag Archive #dompetdhuafasulsel

ByDompet Dhuafa Sulsel

Jangan Sampai Lewat, Inilah 5 Manfaat Zakat Yang Wajib Diketahui

Zakat merupakan ibadah wajib bagi umat muslim. Seperti yang kamu ketahui Zakat menempati rukun islam ke-4. Menurut pengertiannya, zakat adalah sejumlah harta yang wajib dikeluarkan oleh umat Muslim dan diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya sesuai dengan syarat yang telah ditetapkan. Pengertian zakat tertulis dalam QS Al-Baqarah 2:43.

Dengan berzakat, kamu tidak hanya membuat tabungan menuju surga namun juga memberikan beragam manfaat lainnya. Seperti 5 manfaat berikut ini.

1. Membersihkan Harta

Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mualaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketepatan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana”. (QS At-Taubah ayat 60).

2. Menenangkan Hati dan Diri

3. Jauh Dari Kesusahan

4. Menyuburkan Harta

Allah SWT telah menjanjikan akan meningkatkan kualitas hidup seseorang dengan zakatnya. Seperti yang disebutkan dalam hadits dari Abu Hurairah ra “Kekayaan tidak akan berkurang karena amal.”

5. Tiket Ke Surga

Seperti yang disebutkan (Dalam HR. At-Tirmidzi): surga adalah untuk “mereka yang bertutur halus, menyebarkan salam Islam, memberi makan orang-orang dan bermalam dengan memanjatkan doa secara sukarela ketika orang-orang sedang terlelap.”

. . .

Bagaimana? Kamu sudah menunaikan zakat? Kamu bisa membayar melalui Dompet Dhuafa.
ByDompet Dhuafa Sulsel

Menuju Ramadhan, Dompet Dhuafa Lakukan Survei Da’i Pedalaman

Bulan Ramadhan akan segera tiba. Bulan suci Ramadhan merupakan kesempatan bagi setiap hamba Allah untuk lebih meningkatkan ketakwaan, dikarenakan bulan ini memiliki banyak keutamaan. Pada Ramadhan kali ini, Dompet Dhuafa Sulawesi Selatan akan kembali melaksakanan program Dai tahunan untuk pelosok dalam membantu masyarakat muslim meningkatkan amal ibadah.

Program Da’i Pedalaman ini merupakan salah satu program dakwah Dompet Dhuafa Sulawesi Selatan yang bertujuan untuk menciptakan ekosistem masyarakat 3T (Terdepan, Terpencil dan Tertinggal) yang islami dan mampu berdaya berdasarkan local wisdom wilayah. Pada Ramadhan tahun 2021, program da’i pedalam akan menyasar 7 Kabupaten di SULSELBAR dan menempatkan da’i pada daerah-daerah pelosok untuk memaksimalkan pengelolaan masjid dan kegiatan dakwah selama sebulan penuh di bulan ramadhan.

Selama 4 hari, sejak (24/03/2021) hingga (27/03/2021) tim Dompet Dhuafa telah melakukan proses survei dengan mendatangi wilayah-wilayah yang berpotensi diadakan syiar da’i pedalaman. Wilayah-wilayah tersebut yaitu di Kabupaten Barru, Kabupaten Enrekang, Kabupaten Toraja Utara dan Kabupaten Soppeng. Lokasi yang di pilih berdasarkan informasi yang diperoleh dari warga sekitar yang menurut mereka kondisi keagamaannya yang butuh untuk didampingi.

Pada (24/03/2021), tim DD Sulsel memulai perjalanan dengan target lokasi pertama yaitu Desa Pujananting dan Desa Bulo Bulo yang merupakan desa yang menjadi daerah perbatasan antara Kabupaten Pangkajene Kepulauan dan Kabupaten Barru. Jarak Desa Pujananting dari Kota Barru sekitar 43 KM atau berkisar 1 jam 50 menit perjalanan menggunakan mobil. Sedangkan jarak desa Bulo Bulo dari kota Kabupaten Barru sekitar 55 KM dari Kota Barru dengan estimasi perjalanan kurang lebih 2 jam perjalanan menggunakan mobil.

“Menurut informasi dari Imam dusun yang diwawancarai menyatakan bahwa kondisi spiritual masyarakan desa Pujananting tergolong rendah, contohnya jika shalat wajib magrib dan subuh jamaah sekitar 10 orang dan waktu shalat dhuhur dan ashar hanya 2-3 orang yang datang kemasjid, sedang jumlah Kepala Keluarga yang ada disana ada sekitar 73 kepala keluarga”, sebut Rahman, Penanggung Jawab Program Pendidikan dan Dakwah.

Survei di hari kedua (25/03/2021) dilaksanakan di kabupaten Toraja Utara di daerah kampung Orongan, Kecamatan Rantebua, Kabupaten Toraja Utara. Jarak dari makassar ke Rantebua yaitu sekitar 305 KM dan 42 KM dari kota kabupaten toraja. Kondisi masyarakat muslim di Kampung Orongan tergolong minim. Hanya ada 34 KK yang muslim, dan jarak antar rumah  berjauhan sehingga masyarakat muslim hanya berkumpul jika ada kegiatan-kegiatan tertentu saja.

Dari yang disampaikan bapak Rantelino selaku KUA disana, pemahaman masyarakat Orongan juga masih rendah dalam hal agama, jangankan dalam shalat 5 waktu, terkadang untuk shalat jum’at saja yang datang ke masjid hanya 2-3 orang, sehingga yang dilaksanakan hanya shalat dhuhur. Tidak hanya itu, kegiatan anak-anak dalam mengaji juga kurang, begitu juga pengajian orang dewasa. Hal ini di karenakan semua warga jika siang hari berada di ladanga masing masing untuk menggarap pertanian mereka yang menjadi tumpuan utama dalam kehidupan mereka di kampung.

Sehingga untuk memaksimalkan dakwah disana di butuhkan terobosan baru dalam berdakwah misalnya dakwah di tiap rumah warga dan sejenisnya. Karna jarak antar masjid dan rumah warga yang berjauhan.

Survei ketiga (26/03/2021) berada di kabupaten Enrekang, tepatnya di desa Potokullin yang berada di Kecamatan Buntu Batu, Kabupaten Enrekang, sekitar 272 KM dari Kota Makassar dengan jarak tempuh sekitar 7 -8 jam dengan kendaraaan roda empat. Jarak dari ibu kota kabupaten sekitar 53 KM atau sekitar 2 – 3 jam perjalanan dengan kendaraan roda empat. Desa Potokullin merupakan desa kedua terakhir sebelum pendakian ke Gunung Latimojong.

Kondisi masyarakat dilihat dari keagamaan sudah cukup baik meskipun berada dipedalaman, tingkat kesadaran beribadah masyarakat salah satunya dapat dilihat dari banyaknya warga yang datang untuk shalat jum’at, namun dari informasi yang disampaikan oleh pak Imam dusun, bacaan sahalat dan gerakan shalat warga masih banyak yang salah dan untuk membantu membenarkan bacaan dan gerakan shalat mereka butuh waktu dan pembinaan yang lama, dan tidak ada yang bisa melakukan pembinaan tersebut. Untuk focus pembinaan lebih di kembangkan kepada pengajian orang dewasa untuk membina keagamaan warga disana.

Survei hari ke empat (27/03/2021) dilakukan di Kabupaten Soppeng dengan mendatangi 2 desa yaitu desa Patampanua dan desa Marioriaja. Jarak desa marioriaja dari makassar adalah 151 KM dengan jarak tempuh perjalanan sekitar 4 jam perjalanan. sedang jarak dari kota soppeng adalah 36 KM atau sekitar 1 jam perjalanan dengan menggunakan kendaraan roda empat.

Adapun jarak antar kedua desa tersebut 61 KM dengan estimasi perjalanan 2 jam perjalanan. Setelah melakukan survey di dua desa tersebut, akhirnya Tim DD  memilih Desa Marioriaja sebagai lokasi dai pedalaman tahun 2021. Hal ini dikarenakan Dompet Dhuafa tidak hanya ingin ingin menjalankan misi dakwah yang mana meningkatkan kesadaran masyarakat dalam beribadah, namun juga bertujuan untuk menginisiasi program pemberdayaan di wilayah penempatan.

Selama proses survei tersebut, beberapa kendala ditemui oleh Tim DD yaitu akses lokasi tidak memadai, beberapa jalanan terbilang rusak dan tidak dapat dilalui oleh kendaraan roda 4 apalagi saat musim hujan tiba. Tapi semoga ini bukan jadi halangan untuk menyalurkan kebaikan. Karena Ramadhan saatnya kita berbagi lagi.

Selain 4 wilayah tadi, Dompet Dhuafa juga akan mengirimkan Dai ke 3 wilayah di Sulawesi Barat yaitu di Kabupaten Polewali Mandar, Majene dan Mamuju. Direncanakan pengiriman Dai Pedalaman ini akan dilakukan pada H-2 Ramadhan dan akan ditarik pada pekan pertama bulan Syawal.

ByDompet Dhuafa Sulsel

Sambut Hari TB 2021, LKC-DD Sulsel Gelar Pelatihan Ketuk Pintu

Peringati TB Day atau Hari Tuberkulosis Sedunia yang jatuh pada tanggal 24 Maret, LKC (Layanan Kesehatan Cuma-Cuma) Dompet Dhuafa Sulawesi Selatan gelar pelatihan ketuk pintu kepada para kader kesehatan dan relawan di Pulau Batang Lompo, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan Kec. Liuakang Tuppa Biring, Kelurahan Mattiro Sompe dan di Aula LKC Dompet Dhuafa Sulsel Jl. Abdullah Daeng Sirua No.170 A, Pandang, Kec. Panakkukang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan  Rabu (24/3).

“Pelatihan kader dilaksanakan di Aula Puskesmas Liukang Tuppa Biringing Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan dari jam delapan pagi sampai jam dua siang” ujar Imran selaku penanggung jawab kegiatan.

Kader yang hadir sebanyak delapan dari empat posyandu untuk diberikan pengetahuan dasar tentang TBC (tuberkulosis).“Empat Posyandu yang hadir diantaranya Posyandu Mawar, Melati, Anggrek dan Dahlia. Pelatihan yang diberikan berupa pengetahuan dasar TBC dan kegiatan ketuk pintu dalam penjaringan pasien suspek TBC,” imbuh Imran.

Materi pelatihan disampaikan oleh Ns. Hj. Jumlianti, S.Kep selaku penanggung jawab TBC Puskesmas Liukang Tuppa Biring dan Kiky Nurfayanti Yunus, SKM yang merupakan promkes PKM serta Imran yang juga mendapat tugas sebagai penanggung jawab program Kawasan Sehat LKC-DD Sulsel.

“Sebelum pelatihan diberikan pre test untuk kader dan post test setelah pelatihan. Para kader yang mengikuti pelatihan mengalami peningkatan pengetahuan 20-30 poin setelah mengikuti pelatihan kader,” kata Imran.

Jumlianti selaku pembicara di kegiatan kali ini menyampaikan materi tentang penyebaran TBC, kaitan TBC dengan HIV Aids dan alur pelaporan serta rujukan suspek TBC.“Penyakit TB adalah penyakit yang tak memandang miskin atau kaya semua bisa tertular jika tak awas menjaga diri,” ungkap Jumlianti.

Kemudian Kiky Nurfayanti Yunus yang juga memberikan materi menjelaskan tentang peran dan fungsi kader dalam penjaringan TBC.“Peran aktif sangat dibutuhkan dalam menyampaikan informasi bagi warga mengenai penyakit TB, apalagi di Pulau Balang Lompo masih menganggap penyakit TB adalah penyakit turunan,” kata Kiky.

Di LKC DD Sulsel, pelatihan dibimbing oleh dr. Kurnia dari Puskesmas Tamamaung dan Rahma Pengelola Program Kemitraan LKC Sulsel.

Selain menyampaikan analisi situasi TB di Indonesia, Kurnia juga menjelaskan bahwa penyakit TB ini bukanlah penyakit keturunan maupun guna-guna. “Stigma ini yang perlu kita ubah kepada masyarakat,” katanya.

TB adalah penyakit paru-paru akibat kuman Mycobacterium tuberculosis yang bisa menyerang siapa saja. “Penyakit ini juga bisa disembuhkan asal dapat penanganan secara benar dan baik,” ungkapnya.

Sementara Rahma mengatakan bahwa Indonesia masuk kedalam top 3 negara di dunia dengan penemuan kasus TBC terbanyak di dunia setelah India dan China.

“Kondisi inilah yang sangat memprihatinkan dan menjadi tantangan tersendiri untuk bisa menciptakan kawasan masyarakat sehat,” ujar Rahma.

Dia juga menyambut baik adanya relawan yang turun ke lapangan untuk melakukan screening dan investigasi kontak karena bisa menjaring pasien TB maupun lingkungan sekelilingnya. Hal ini agar ada penanganan lebih dini dan bisa ditindaklanjuti lebih cepat.

“Harapannya dari kegiatan pelatihan ini relawan dapat berkontribusi dalam menemukan terduga sampai pendampingan untuk pemeriksaan di puskesmas,” tutupnya.

Dompet Dhuafa melalui Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) berkomitmen dalam eliminasi TBC melalui beberapa program TB. Selain dalam promotif dan preventif, juga dilakukan bantuan dukungan gizi, dan transportasi rujukan.

Salah satu program yang digagas Dompet Dhuafa adalah Program Kawasan Sehat dengan berbagai indikator predikat RW sehat. Satu diantaranya adalah eliminasi TBC.

ByDompet Dhuafa Sulsel

YBM PLN Unit 3 Makassar Selatan Gandeng Dompet Dhuafa Sulsel Salurkan Paket Sembako Kaum Duafa

Yayasan Baitul Maal PT Perusahaan Listrik Negara Unit Pelaksana (YBM PLN UPK) Unit 3 Makassar Selatan bersama Dompet Dhuafa Sulsel menyalurkan 20 paket sembako kepada masyarakat duafa dan yatim di Kabupaten Gowa, Sulsel, Jumat (19/3/2021).

Paket sembako ini diberikan kepada 20 penerima manfaat duafa dan yatim yang ada di Jalan Lambengi, Desa Bontoala, Kecamatan Palangga, Kabupaten Gowa.

Dalam proses penyerahannya, Aksyah Hasan selaku Ketua YBM PLN Makassar Selatan menyampaikan bahwa penyaluran ini merupakan program perdana pada 2021. Adapun sembako yang diberikan ini berasal dari dana zakat pegawai PT PLN Makassar Unit 3.

“Sembako yang diberikan ini murni berasal dari 2,5 persen dana zakat penghasilan para pegawai PT PLN Unit 3 yang kita alokasikan menjadi sembako,” katanya.

“Semoga kegiatan penyaluran selanjutnya bisa memberikan lebih banyak. Kami harapkan saudara jangan lupa untuk mendoakan kegiatan ini terus berlanjut agar kondisi di sini menjadi lebih baik lagi,” tambahnya.

Abdul Rahman selaku perwakilan Dompet Dhuafa Sulsel mengatakan, penyaluran paket sembako ini adalah salah satu kegiatan program perdana #JumatBerkah tahun 2021 Dompet Dhuafa Sulsel bersama YBM PT PLN dalam memperhatikan ketahanan pangan.

“Alhamdulillah kita sinergi bersama YBM PT PLN Unit 3 untuk menyalurkan paket sembako sebagai bentuk kepedulian kondisi pangan masyarakat khususnya warga di Lambengi, Bontoala, Gowa ini. Melalui sembako ini kami berharap semoga bisa bermanfaat bagi warga. Memang jumlahnya mungkin tidak seberapa, namun harapannya bisa sedikit membantu meringankan beban,” ujar Rahman.

Salah satu penerima manfaat, Wati, warga Desa Bontoala mengaku terharu menerima sembako yang diberikan kepadanya. “Saya merasa terharu dan terima kasih telah memberikan sembako kepada kami warga di sini. Semoga Dompet Dhuafa Sulsel dan PLN Makassar pegawainya bisa sehat-sehat dan murah rezeki,” ucapnya.

ByDompet Dhuafa Sulsel

Dompet Dhuafa Bantu Perempuan Hidup Bekesadaran Melalui Webinar Mindful Living


MAKASSAR – Masih dalam bulan memperingati Hari Perempuan Sedunia, Dompet Dhuafa Sulsel (DD Sulsel) melakukan kegiatan webinar Mindful Living in Motherhood pada Kamis, (11/03/2021) bersama Raden Prisya selaku pembicara dan Nur Almarwah Asrul yang berperan sebagai moderator.

Mindful Living merupakan sebuah praktik berkesadaran yang diinisiasi oleh Raden Prisya sejak 2019 bermula dari pengalaman pribadi ketika memulai peran sebagai ibu muda.

Mindful Living sendiri adalah situasi dimana kita sadar penuh akan apa pilihan, situasi, kondisi saat ini dan yang ada disekililing kita.

Terkadang banyak para perempuan terutama para ibu merasa sulit mengontrol dan mengolah emosi yang hadir pada diri mereka entah itu kecewa, kesal atau bahkan marah pada diri sendiri. Praktik inilah yang kemudian hadir sebagai solusi membuat hidup lebih stabil dan bahagia.

“Sebenarnya banyak tujuan atau keuntungan yang bisa kita ambil dari mindful living dari mengajarkan kita untuk memberi respon terhadap sebuah emosi tanpa tersulut api, ataupun menerima suatu peristiwa yang terjadi karena memang terjadi bukan karenamu atau untukmu,” ujar Prisya.

“Dengan melakukan dan praktek mindful living, kita memprioritaskan kualitas hidup daripada terhanyut dengan hal-hal negatif. Oleh sebab itu hidup akan lebih terarah dan bahagia,” tambahnya.

Sesi webinar ini memberikan pengalaman menarik bagi para peserta yang ikut tidak hanya para ibu muda juga para calon ibu. Selain itu, kegiatan ini juga mendapat respon positif bagi para ayah yang ikutan dalam webinar. Pentingnya hidup berkesadaran tidak hanya untuk para ibu dan calon ibu saja, namun juga menjadi perhatian bersama dengan para support system seperti suami dan keluarga.

“Dalam webinar yang diadakan ini, DD Sulsel tidak hanya ingin memberikan wawasan baru tentang hidup berkesadaran pada diri sendiri namun juga mengajak peserta untuk hidup berkesadaran pada lingkungan sosial dengan melakukan donasi untuk bangun kembali Masjid yang hancur karena gemba di Sulbar,” ungkap Rahmat Hidayat selaku pimpinan cabang Dompet Dhuafa Sulsel.

ByDompet Dhuafa Sulsel

Dompet Dhuafa Sulsel Lakukan Pelatihan Pembuatan Pupuk Hayati

SINJAI – Sebagai lembaga filantropi islam, Dompet Dhuafa tidak hanya fokus pada program charity semata namun juga pada program pemberdayaan. Sebuah program pemberdayaan diinisiasi untuk membangun ekonomi melalui potensi desa mulai dari wilayah pelosok hingga wilayah pesisir.

Dompet Dhuafa menggandeng para pemuda desa untuk memberdayakan potensi desa apa yang mereka miliki. Tidak hanya sekadar mengambil nilai materi namun juga memberikan edukasi kepada para petani cara mengolah potensi desa dengan baik. Selaras dengan tujuan program pemberdayaan ini yajtu untuk menciptakan ekonomi yang berkelanjutan dan sumber daya yang mandiri melalui praktik-praktik ekonomi.

Salah satu mitra permberdayaan Dompet Dhuafa Sulsel yaitu Kopi Pattongko yang berada di perkebunan Pattongko, Sinjai Tengah. Kopi Pattongko ini dikelolah oleh seorang pendamping yaitu Ramly Ambologo.

Beragam kegiatan dilakukan diperkebunan ini. Yang terbaru para petani mendapatkan pelatihan pembuatan pupuk organik cair. Pelatihan ini dilaksanakan pada hari Rabu (24/02/2021) di rumah olah Kopi Pattongko, Lombokna, Dusun Tapillasa, Desa Pattongko. Pelatihan ini diikuti oleh 15 orang petani baik para penerima manfaat (PM) dan calon PM DD Sulsel.

Yang menjadi pemateri pada pelatihan ini adalah Andi Hasdiansyah, seorang mahasiswa program doktor dari Universitas Negeri Yogyakarta yang saat ini tengah melakukan penelitian tugas akhir tentang pola pendampingan program Kopi Pattongko.

Pelatihan pembuatan pupuk hayati ini dilakukan dalam 2 tahap. Pada tahap pertama, para petani diberikan materi sekaligus praktek memperbanyak biang bakteri pengurai pada pupuk hayati. Dari bahan-bahan pukuk berupa jenis dedaunan dan buah-buahan yang busuk.  Nantinya pada tahap lanjutan, para petani akan membuat pupukvdari hasil biang bakteri yang telah diperbanyak.

Menurut Ramly selaku pedamping Kopi Pattongko mengatakkan “Para peserta disini sangat antusias mengikuti kegiatan. Apalagi, keahlian membuat pupuk sangat dibutuhkan. Sulitnya pupuk kimia, lalu akses yang sangat sulit untuk membawa pupuk kimia, membuat petani makin antusias membuat pupuk hayati sendiri. Selain lebih murah, juga sangat mudah pembuatannya,” ungkap Ramly.

Ramly juga menambahkan bahwa “Tujuan dari adanya pelatihan ini diharapkan lambat laun akan menghentikan pengunaan pupuk kimia, mengembalikan kesuburan tanah, meningkatkan produktivitas tanaman kopi, dan mempertahankan Kopi Pattongko sebagai kopi organik,” pungkasnya.