Kisah Ibu Timang “Nenek tangguh yang mandiri”

 Timang adalah nenek berumur 72 tahun bertempat tinggal di jl. Borong Raya Lr. 5 yang kini hidup bersama 2 orang cucunya, ibu dari cucu nenek timang meninggal lima tahun yang lalu dan ayahnya meninggal 3 tahun yang lalu maka nenek timang yang berkewajiban merawat dua orang cucunya. Cucu pertama bernama reski berumur 15 tahun saat ini berstatus sebagai pelajar kelas 3 SMP dan cucu yang kedua bernama Rezman berumur 13 tahun yang juga berstatus  sebagai pelajar kelas 6 SD, kedua cucu nenek timang tahun ini akan memasuki jenjang pendidikan SMA dan SMP. Demi membiayai hidupnya sehari-hari dan menyekolahkan kedua cucunya, nenek timang rela bekerja banting tulang menitip kue ke warung-warung. Jarak dari rumah ke warung tempat penitipan kue berkisar 1km yang ditempuh dengan berjalan kaki.
            Penghasilan perhari nenek timang 50.000 rupiah, 15.000 untuk  uang jajan cucunya ketika hendak pergi ke sekolah dan 35.000 nya dipergunakan untuk usaha jajanannya dan makan sehari-harinya bersama 2 orang cucu. Bersama dengan kedua cucunya, tinggal di gubuk yang sangat jauh dari layak, berdinding seng dan atap seng  yang berlobang, mereka melalui malam dan siang bersama.Sehari-hari dengan makan seadanya, ketika ada sisa keuntungan jualan kue yang telah lebih dahulu dikurangi jajan untuk kedua cucunya dan modal usaha kue. Nenek ini tetap bersyukur dengan keadaannya, untuk mendapatkan suasana khusyuk dalam sholatnya Nenek timang selalu berusaha sholat di mesjid selain udara dingin di mesjid juga mesjid tempat yang lapang untuk Nenek Timang dalam memasrahkan diri kepadaNYA. Pada kenyataanya Ibu Timang adalah satu diantara manusia yang masih berjuang untuk hidup secara mandiri,walau mengalami kesulitan dalam segi financial tapi semangat beliau untuk tetap hidup dan menghidupi keluarganya begitu besar,tidak ada kata menyerah dalam kamus Ibu timang pada kehidupan dunia. Entah berapa banyak lagi orang-orang seperti ibu timang yang punya semangat hidup seperti beliau.
          Dan saat ini mungkin masih banyak orang-orang seperti beliau yang membutuhkan bantuan dari kita,kemandirian yang didirikan oleh orang-orang seperti timang akan menjadi ringan,ketika diri kita yang memilki kelebihan dalam sisi harta, kita dapat menyisihkan sebagian harta kita untuk orang-orang seperti beliau,seperti yang kita ketahui sendiri “ dibalik harta kekayaan yang manusia miliki, tersimpan hak fakir miskin, yang tergolong kedalam Mustahik. Untuk itu harta tersebut harus diserahkan sebagian kepada golongan yang berhak menerimanya, agar harta tersebut mendapat berkah.”  

Mari kita bersihkan harta kita dengan membayar zakat dan menyalurkannya kepada orang-orang yang membutuhkan seperti ibu timang dan yang lainnya,mari bersihkan harta kita dan raihlah keberkahan dengan harta yang kita miliki.

Leave a comment

× Klik untuk bertanya