Setelah lebih dari satu tahun konflik bersenjata yang meluluhlantakkan Jalur Gaza, akhirnya Israel dan Hamas mencapai kesepakatan untuk melakukan gencatan senjata. Perjanjian ini diumumkan pada 19 Januari 2025 dan diharapkan menjadi langkah awal menuju perdamaian yang lebih stabil di kawasan tersebut.
Isi Kesepakatan Gencatan Senjata
Kesepakatan yang dimediasi oleh Qatar ini ada tiga fase berikut dibawah ini:
Fase pertama, kedua belah pihak sepakat untuk menghentikan sementara pertempuran. Hamas juga akan membebaskan para sandera warga Israel dan Israel akan membebaskan sejumlah tahanan pada fase tersebut.Meski demikian, sejumlah detail dan waktu mengenai pelaksanaan kesepakatan itu masih belum jelas, dilansir dari CNN.aat itu Hamas menculik sekitar 250 sandera dan membunuh 1.200 orang seperti diklaim pemerintah Israel. Israel kemudian melancarkan agresi militer dan menewaskan sekitar 46.645 warga Gaza sejauh ini, berdasarkan keterangan dari Kementerian Kesehatan Palestina.ada gencatan kedua kali ini, fase pertama akan dilaksanakan mulai Minggu (19/1) dan akan berlangsung selama enam pekan.
Israel sepakat akan menarik mundur pasukan militer di Gaza, pertukaran sandera dan tahanan, dan mengizinkan bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza.Total ada 33 sandera yang akan dibebaskan Hamas pada gencatan senjata kali ini. Sandera warga negara Israel-Amerika Serikat rencananya termasuk yang akan dibebaskan pada fase pertama gencatan senjata.
Fase kedua dan ketiga, gencatan senjata belum bisa diumumkan detailnya. Perdana Menteri Qatar Mohammed bin Abdulrahman Al Thani mengatakan kedua fase itu akan disampaikan lebih detail pada pelaksanaan fase pertama gencatan senjata.
“Kami akan melanjutkan upaya apapun yang kami mampu, semua hal mungkin terjadi akan diusahakan oleh para mitra kami untuk memastikan kesepakatan ini segera dilaksanakan,” tutur Mohammed Al Thani seperti dikutip dari CNN.
“Semoga saja pada akhirnya, kesepakatan ini akan membawa kita pada perdamaian. Saya percaya bahwa semua itu tergantung pada pihak-pihak yang terlibat dalam kesepakatan dengan iktikad baik dan memastikan tidak ada kegagalan pada kesepakatan itu,” ia menambahkan.
Pejabat Hamas menyebut kesepakatan gencatan senjata Gaza sebagai keuntungan besar yang mencerminkan sejarah yang telah dicapai melalui keteguhan Gaza, rakyatnya, dan keberanian perlawanannya.
“Ini juga merupakan penegasan kembali kegagalan penjajahan untuk mencapai salah satu tujuannya,” kata Sami Abu Zuhri kepada Reuters.
Peran Mediasi Internasional
Kesepakatan ini tak lepas dari peran aktif Qatar sebagai mediator utama. Perdana Menteri Qatar, Sheikh Mohammed Bin Abdulrahman Al-Thani, menyatakan bahwa perjanjian ini adalah hasil diplomasi intensif selama beberapa bulan terakhir. Selain Qatar, Mesir dan PBB juga turut mendukung proses negosiasi ini.
Respon Internasional
Masyarakat internasional menyambut baik langkah ini. PBB, Uni Eropa, dan negara-negara lain menyerukan semua pihak untuk menghormati perjanjian ini demi menciptakan perdamaian yang berkelanjutan. Dukungan juga datang dari berbagai organisasi kemanusiaan yang siap menyalurkan bantuan ke Gaza.
Harapan Perdamaian di Masa Depan
Gencatan senjata ini memberikan harapan baru bagi rakyat Palestina dan Israel, yang selama ini hidup di bawah bayang-bayang konflik. Meski jalan menuju perdamaian masih panjang dan penuh tantangan, kesepakatan ini menjadi titik terang yang diharapkan mampu membuka babak baru hubungan antara kedua pihak.
Kini, perhatian dunia tertuju pada pelaksanaan perjanjian ini dan komitmen semua pihak untuk menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Keberhasilan gencatan senjata ini tidak hanya berdampak pada stabilitas di Timur Tengah, tetapi juga memberikan inspirasi bagi upaya perdamaian global.
🔗 Sumber: CNN Indonesia