Senin, 31 oktober 2016 kembali relawan Dompet Dhuafa Sulawesi selatan bertandang ke rumah calon penerima manfaat. Rengga Remaja berusia 14 tahun, warga kelurahan Bontotangnga kecamatan Tamalatea, Kab. Jeneponto, terbaring lemah di rumahnya tak bisa beraktifitas normal seperti teman sebayanya. Akibat gizi buruk dan lumpuh yang dideritanya.
Anak ke empat dari tujuh bersaudara ini adalah buah hati pasangan suami istri Sulkifli Sirua dan Alfrida, mulai mengalami gizi buruk sejak ia berumur 7 tahun. Ayah Rengga sempat menjelaskan awal mula anaknya bisa terkena penyakit ini, padahal awalnya lahir normal seperti bayi pada umumnya di salah satu rumah sakit makassar. Namun ketika Rengga memasuki usia 12 bulan mulai nampak ada kelainan. Pada kedua kaki dan tangannya yang mulai mengecil. Nafsu makannya berkurang dan sering sakit-sakitan.
“Rengga tidak bisa melakukan apapun, semuanya harus dibantu saya atau ibunya.” Tutur S ulkifli saat ditemui senin lalu.
Rengga kini hanya bisa berbaring pasrah di rumahnya, sejak sakit ia jarang sekali dibawa berobat ke rumah sakit oleh kelurganya lantaran keterbatasan ekonomi kedua orang tua yang menjadi kendala. Terakhir berobat tahun 2011 silam.
“Saya mau bawa berobat tidak ada uang, terpaksa kami rawat seadanya.” jelas ayah Rengga sambil menahan sesak.
Dulu ayahnya bekerja sebagai seorang sopir taksi di Makassar, namun kini tidak lagi bekerja. Demi bertahan hidup sehari hari ayahnya kini memelihara beberapa ekor ayam sambil bekerja serabutan.
Keluarga Rengga hanya bisa berharap bantuan pemerintah dan uluran tangan masyarakat agar Rengga bisa berobat ke Rumah Sakit. Ayah Rengga saat ini hanya mengandalkan kartu indonesia sehat KIS dan bantuan dari dinas sosial sebesar Rp 300.000 untuk memenuhi kebutuhan Rengga dan keluarga.
Berdasarkan informasi yang kami terima dan dokmentasi hasil pemeriksaan yang di tunjukan oleh pihak keluarga, Rengga ketika lahir prematur 7 bulan hanya mengkonsumsi air susu ibu selama satu minggu. Asupan nutrisi dan gizi sampai usia 2 tahun juga kurang bagus.