PINRANG – Dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia dan Hari Laut Sedunia yang jatuh pada setiap tanggal 5 dan 8 Juni. Dompet Dhuafa Sulawesi Selatan serta CSR Bank SULSELBAR turut serta menjaga bumi dan lingkungan dengan mengadakan pelestarian lingkungan dengan kegiatan Sedekah Bumi.
Sedekah bumi adalah aksi peduli terhadap lingkungan hidup dan lautan melalui ragam keguatan kebaikan. Adanya kegiatan ini mengajak masyarakat untuk turut andil dalam melestarikan lingkungan dan meningkatkan kesadaran terhadap pemulihan ekosistem pesisir.
Kegiatan Sedekah Bumi ini dilakukan selama 2 hari yaitu Sabtu (5/6/2021) hingga Minggu (6/6/2021) bertempat di Kampung Kreasi Desa Wiringtasi, Kecamatan Suppa, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan kegiatan ini berkolaborasi dengan Lima Putra Pesisir, DD Volunteer Sulsel, The Floating School, Bumi Lestari dan Mangrove Brotherhood.
Dalam aksi Sedekah Bumi ini, terdapat sejumlah agenda kegiatan yang dilakukan bersama diantaranya yaitu sedekah bakau, pelepasan tukik, nonton bareng, diskusi lingkungan, bersih pantai dan kegiatan edukasi dongeng juga mewarnai untuk anak-anak.
Kegiatan dimulai pada Sabtu (5/6/2021) pukul 13.00 diawali dengan registrasi peserta dan setelahya dilanjutkan dengan bincang mengenai lingkungan hidup oleh pemantik dari Dompet Dhuafa Rahmat HM, Renaldi dari Lima Putra Pesisir dan Awal sebagai perwakilan Mangrove Brotherhood.

Selanjutnya kegiatan dilanjutkan dengan menanam pohon bakau di pesisir pantai Menralo, Kec. Suppa, Kab. Pinrang. Kurang lebih 1.000 pohon mangrove berhasil ditanam oleh peserta yang datang dari berbagai komunitas atau lembaga seperti KPPI, Lima Putra Pesisir, Bumi Lestari, The Floating School dan Mangrove brotherhood.
Pada malam harinya peserta diajak menonton bersama film dokumenter berjudul “The Citarum”. Usai menonton kegiatan kemudian dilajutkan dengan diskusi lingkungan seputar pencemaran daerah aliran sungai dan pantai.
Pada Minggu (6/6/2021), para peserta, relawan serta rekan komunitas diajak bersama-sama merilis 200 tukik yang telah diadopsi oleh para donatur DD Sulsel di Pantai Lowita, Desa Wiringtasi, Kec. Suppa, Kab. Pinrang.
Pimpinan Cabang DD Sulsel, Rahmat Hidayat HM menyampaikan “Sedekah bakau dalam peringatan Hari Lingkungan Hidup dan Hari Laut Sedunia ini diharapkan dapat mencegah abrasi yang terjadi dipantai dan adapun untuk tukik-tukik yang telah diadopsi oleh sahabat baik melalui Dompet Dhuafa semoga dapat dapat tumbuh dengan baik dan melindungi lautan kita” ungkap Rahmat.
Pemilihan Kampung Kreasi Desa Wiringtasi sebagai lokasi Sedekah Bumi yaitu karena wilayah tersebut merupakan wilayah dengan banyak pesisir pantai namun kurang kosentrasi. Wilayah pesisir pantainya banyak dijadikan sebagai lahan konversi sebagai tambak ikan. Akan tetapi dampak buruk dari lahan konversi ini menciptakan ekosistem yang buruk yaitu turunnya kualitas sumber daya mangrove serta sulitnya nelayan mendapatkan hasil panen yang memuaskan. Sebab itu, penanaman bakau ini bertujuan membuat ekosistem pesisir kembali pulih. Begitupun pantai Lowita juga di kenal sebagai wilayah konservasi penyu dan telur-telurnya yang harus dilestarikan.
Rahmat menambahkan dengan adanya program ini diharapkan mampu meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap ekosistem pesisir yang baik dan berkelanjutan serta dapat menyelamatkan tukik dari kepunahan.
Masalah lain yang ditemui dalam aksi Sedekah Bumi di pantai Lowita adalah sampah yang menumpuk baik sampah lokal maupun sampah kiriman dari berbagai negara seperti Korea, Tiongkok, Filipina, Singapura, hingga Republik Ceko yang membuat pantai kotor dan merusak pertumbuhan karang serta ikan-ikan kecil yang hidup disekitar pesisir pantai. Sehingga kegiatan sedekah bumi juga melakukan audit sampah. Para peserta dan relawan diberikan edukasi lingkungan terkait penguraian sampah dan dampaknya bagi lingkungan.
Tak lupa pula kegiatan ini juga menjangkau anak-anak dengan memberikan edukasi berupa sedekah dongeng dan juga aktivitas mewarnai. Pentingnya edukasi dini agar semakin banyak orang yang peduli terhadap pelestarian lautan dan alam sekitar.
Bumi adalah milik semua makhluk hidup jadi tidak hanya manusia saja yang berhak hidup di Bumi namun ada juga flora dan fauna disekitar kita. Peran mereka sangat besar bagi kelangsungan ekosistem di Bumi namun sayangnya hal itu banyak dilupai oleh manusia yang sibuk merusak lingkungan tanpa tahu dampak kerusakan lingkungan 50 tahun kedepan. Sebab menjaga lingkungan adalah tugas bersama.