Sambut Hari TB 2021, LKC-DD Sulsel Gelar Pelatihan Ketuk Pintu

Peringati TB Day atau Hari Tuberkulosis Sedunia yang jatuh pada tanggal 24 Maret, LKC (Layanan Kesehatan Cuma-Cuma) Dompet Dhuafa Sulawesi Selatan gelar pelatihan ketuk pintu kepada para kader kesehatan dan relawan di Pulau Batang Lompo, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan Kec. Liuakang Tuppa Biring, Kelurahan Mattiro Sompe dan di Aula LKC Dompet Dhuafa Sulsel Jl. Abdullah Daeng Sirua No.170 A, Pandang, Kec. Panakkukang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan  Rabu (24/3).

“Pelatihan kader dilaksanakan di Aula Puskesmas Liukang Tuppa Biringing Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan dari jam delapan pagi sampai jam dua siang” ujar Imran selaku penanggung jawab kegiatan.

Kader yang hadir sebanyak delapan dari empat posyandu untuk diberikan pengetahuan dasar tentang TBC (tuberkulosis).“Empat Posyandu yang hadir diantaranya Posyandu Mawar, Melati, Anggrek dan Dahlia. Pelatihan yang diberikan berupa pengetahuan dasar TBC dan kegiatan ketuk pintu dalam penjaringan pasien suspek TBC,” imbuh Imran.

Materi pelatihan disampaikan oleh Ns. Hj. Jumlianti, S.Kep selaku penanggung jawab TBC Puskesmas Liukang Tuppa Biring dan Kiky Nurfayanti Yunus, SKM yang merupakan promkes PKM serta Imran yang juga mendapat tugas sebagai penanggung jawab program Kawasan Sehat LKC-DD Sulsel.

“Sebelum pelatihan diberikan pre test untuk kader dan post test setelah pelatihan. Para kader yang mengikuti pelatihan mengalami peningkatan pengetahuan 20-30 poin setelah mengikuti pelatihan kader,” kata Imran.

Jumlianti selaku pembicara di kegiatan kali ini menyampaikan materi tentang penyebaran TBC, kaitan TBC dengan HIV Aids dan alur pelaporan serta rujukan suspek TBC.“Penyakit TB adalah penyakit yang tak memandang miskin atau kaya semua bisa tertular jika tak awas menjaga diri,” ungkap Jumlianti.

Kemudian Kiky Nurfayanti Yunus yang juga memberikan materi menjelaskan tentang peran dan fungsi kader dalam penjaringan TBC.“Peran aktif sangat dibutuhkan dalam menyampaikan informasi bagi warga mengenai penyakit TB, apalagi di Pulau Balang Lompo masih menganggap penyakit TB adalah penyakit turunan,” kata Kiky.

Di LKC DD Sulsel, pelatihan dibimbing oleh dr. Kurnia dari Puskesmas Tamamaung dan Rahma Pengelola Program Kemitraan LKC Sulsel.

Selain menyampaikan analisi situasi TB di Indonesia, Kurnia juga menjelaskan bahwa penyakit TB ini bukanlah penyakit keturunan maupun guna-guna. “Stigma ini yang perlu kita ubah kepada masyarakat,” katanya.

TB adalah penyakit paru-paru akibat kuman Mycobacterium tuberculosis yang bisa menyerang siapa saja. “Penyakit ini juga bisa disembuhkan asal dapat penanganan secara benar dan baik,” ungkapnya.

Sementara Rahma mengatakan bahwa Indonesia masuk kedalam top 3 negara di dunia dengan penemuan kasus TBC terbanyak di dunia setelah India dan China.

“Kondisi inilah yang sangat memprihatinkan dan menjadi tantangan tersendiri untuk bisa menciptakan kawasan masyarakat sehat,” ujar Rahma.

Dia juga menyambut baik adanya relawan yang turun ke lapangan untuk melakukan screening dan investigasi kontak karena bisa menjaring pasien TB maupun lingkungan sekelilingnya. Hal ini agar ada penanganan lebih dini dan bisa ditindaklanjuti lebih cepat.

“Harapannya dari kegiatan pelatihan ini relawan dapat berkontribusi dalam menemukan terduga sampai pendampingan untuk pemeriksaan di puskesmas,” tutupnya.

Dompet Dhuafa melalui Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) berkomitmen dalam eliminasi TBC melalui beberapa program TB. Selain dalam promotif dan preventif, juga dilakukan bantuan dukungan gizi, dan transportasi rujukan.

Salah satu program yang digagas Dompet Dhuafa adalah Program Kawasan Sehat dengan berbagai indikator predikat RW sehat. Satu diantaranya adalah eliminasi TBC.

Leave a comment

× Klik untuk bertanya